Siompu - InfoBusel || Aron Ariwata menjadi salah satu diantara beberapa Mahasiswa lainnya yang tergabung dalam Pokja relawan pendata SDGs (Sustainable Development Goals) program Kementerian Desa PDTT.
Aron bercerita, diawal diminta bergabung menjadi tim Pokja relawan pendataan dan pemutakhiran data SDGs di desa Lapara ia dan rekan-rekannya menyatakan kesediaannya, namun saat disodorkan kuisioner pendataan ia sempat ragu saat itu apakah ia mampu melaksanakan tugas pendataan karena menurutnya bahwa pendataan ini pekerjaan yang cukup rumit.
Penguatan dirinya kala itu datang dari sekretaris desa Lapara, Oleh Sekdes Lapara dijelaskan saat itu bahwa pendataan SDGs ini tidak berjalan sendiri akan tetapi akan terus dikawal pemerintah desa dan juga akan selalu didampingi oleh pendamping desa.
Penguatan lainnya datang dari dirinya, menurutnya pendataan ini menjadi momentum bagi dirinya sebagai Mahasiswa untuk melaksanakan tugas pengbdian pada masyarakat sebagai mana tri dharma perguruan tinggi.
Kesediaan Aron juga dikarenakan ia memiliki kesempatan di desa, di masa pandemi ini ia dan rekan-rekan mahasiswa lainnya mengikuti kuliah virtual sehingga ada waktu luang di desa.
Lebih lanjut Mahasiswa USN Kolaka ini menceritakan pengalamannya saat turun lapangan melakukan pendataan, ia bercerita ada banya hal unik, lucu dan juga menantang yang ia temui.
Unik dan lucunya misalnya saat ia mendapatkan respon masyarakat bilang "untuk apa tanya-tanya, kamu tanya-tanya mau kasi saya uangkah.?" cerita Aron sambil berkelakar.
Lanjutnya, hal menantangnya dalam pendataan ini yakni perihal pertanyaan kuisioer yang membutuhkan pemahaman dan taktis khusus dalam pendataannya.
Diuraikannya bahwa tidak semua pertanyaan dalam kuisioner SDGs itu bisa dipahami responden sehingga membutuhkan penjelasan lanjut untuk menjelaskan maksud dari pertanyaan kuisioner dan itu harus disampaikan dengan bahasa sederhana yang mampu dipahami responden sehingga cukup menyita waktu, urainya.
Untuk mempercepat pendataan maka dibutuhkan taktis khusus dalam melakukan pendataan, taktis pendataan antara lain dengan mengisi kuisioner cukup dengan pengamatan pendata.
"Jadi pertanyaan dalam kuisioner itu tidak perlu semua ditanyakan kepada responden, ada beberapa pertanyaan yang cukup dengan pengamatan pendata" terangnya.
Kendati begitu, adanya tantangan-tantangan saat pendataan namun ia dan rekan-rekannya mengaku sangat menikmati tugas pendataan SDGs ini. Pengalaman turun langsung ke lapangan seperti ini tidak semua didapatkannya di dunia kampus sehingga ini menjadi pengalaman baru juga baginya.
"Hitung-hitung untuk mencari pengalaman, apalagi di masa pandemi ini kami memiliki sedikit waktu, momentum ini sebagai wujud partisiasi untuk ikut serta terlibat dalam pembangunan desa" tutup Aron.
Penulis : La Ode Ahmad Saleh (Pendamping Desa Kec. Siompu)
Komentar
Posting Komentar